Kilau emas taekwondo yang akhiri keredupan dua dekade
Oleh Muhammad Harianto
Minggu,sydney jam 3 spgtoto 22 September 2024 19:09 WIB
Deli Serdang (ANTARA) - Lima musim mengikuti Pekan Olahraga Nasional di cabang olahraga taekwondo, Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Banten kerap menelan pil pahit karena tak membawa pulang medali emas.
Banten kerap redup di cabang taekwondo selama mengikuti ajang kompetisi se-Nusantara, mulai dari PON XVI Sumatera Selatan 2004, PON XVII Kalimantan Timur 2008, PON XVIII Riau 2012, PON XIX Jawa Barat 2016, dan terakhir PON XX Papua 2021.
PON XXI Aceh-Sumatera Utara merupakan ajang keenam kali yang diikuti Banten pada pertandingan taekwondo. Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Banten pun mengirimkan empat punggawa, dua putra dan dua putri, demi menggapai medali emas.
Keempat punggawa yang diutus Banten yakni Arya Danu Susilo, Anggada Satya Hadi Susilo, Fisca Afe Relia, dan Refa Nurul Islami. Mereka diutus ke medan pertarungan untuk menghapus mimpi buruk yang kerap menyelimuti Banten.
Kini, penantian panjang Provinsi Banten untuk meraih medali emas akhirnya terwujud setelah dua dekade puasa panjang.
Atlet taekwondo Arya Danu Susilo bak menjadi pahlawan mewujudkan impian Banten setelah 20 tahun. Dia satu-satunya utusan Banten yang meraih medali emas.
Kemenangan ini adalah pencapaian besar bagi Banten yang telah lama mengidamkan medali emas di cabang olahraga itu.
Arya, yang lahir di Jakarta pada 29 Februari 2004, menunjukkan prestasi luar biasa di cabang taekwondo, khususnya dalam kategori kyorugi kelas -74 kilogram putra.
Padahal Arya baru pertama kali melakukan debut di kompetisi akbar se-Nusantara. Namun, berkat semangat dan tekadnya yang kuat mengantarkan dirinya keluar lapangan pertarungan sebagai juara.
Dalam final sengit yang digelar di Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, Deli Serdang, Arya mengalahkan Panduaji Alzayed utusan dari DKI Jakarta.
Kemenangan ini tidak hanya membawa medali emas bagi Arya, tetapi juga mengakhiri penantian panjang Banten dalam meraih medali emas taekwondo PON.
Prestasi yang diukir buat latihan intensif selama tiga bulan, menandai pencapaian yang signifikan setelah empat edisi PON berlalu tanpa medali emas untuk Banten.
Tak menampik, Arya menyadari betapa pentingnya dukungan orang tua dan pelatih dalam perjalanan menuju kemenangan.
Meskipun orang tuanya tidak dapat hadir secara langsung di lokasi, mereka memberikan dukungan moral melalui komunikasi video call sebelum pertandingan. Pesan semangat dari keluarga dan pelatih sangat berperan dalam keberhasilannya.
Sebagai mahasiswa semester tiga jurusan Ilmu Hukum di Universitas Terbuka Jakarta, Arya membuktikan bahwa kerja keras dan disiplin adalah kunci utama dalam mencapai tujuan.
Motivasi dan tekadnya yang tinggi menjadi pendorong utama dalam meraih prestasi yang membanggakan ini.
Dengan pencapaian ini, Arya mengincar target yang lebih tinggi ke depan. Ia berambisi untuk masuk dalam skuad inti tim nasional, mengikuti pelatihan nasional, dan tampil di SEA Games 2025 di Thailand.
Selain itu, Arya juga memiliki cita-cita untuk berpartisipasi dalam Olimpiade 2028.
Perjalanan Arya Danu Susilo menunjukkan dedikasi dan semangat yang luar biasa dalam dunia taekwondo.
Baca juga: Medali emas jadi kado spesial Ika Yulianingsih untuk calon buah hati
Baca juga: Gema "Tanah Airku" rangkum memori dari kompetisi akbar se-Nusantara
Atlet terbaik
Arya Danu Susilo, taekwondoin berbakat asal Banten, dinobatkan sebagai atlet taekwondo putra terbaik di PON Aceh-Sumatera Utara 2024. Kemenangan ini menjadi momen bersejarah dalam kariernya.
Kebahagiaan Arya tak terhingga setelah menerima penghargaan tersebut. Ia merasa semua kerja keras yang dilakukan selama ini akhirnya terbayar, memberikan motivasi lebih untuk terus berlatih.
Dukungan dari orang tuanya sangat luar biasa. Mereka selalu ada di sampingnya, memberikan semangat dan motivasi tanpa henti. Keluarga menjadi pilar utama dalam perjalanan kariernya.
Peran pelatih dan teman-temannya juga sangat signifikan. Tanpa dukungan dan bimbingan dari mereka, Arya menyadari bahwa pencapaian ini mungkin tidak akan terwujud. Semua bekerja keras demi satu tujuan.
Arya percaya bahwa kunci sukses terletak pada disiplin dan kerja keras. Ia selalu berusaha untuk tidak menyerah dan bersabar dalam proses mencapai tujuannya. Setiap tantangan dihadapi dengan tekad.
Sebagai bentuk penghargaan, Arya menerima uang pembinaan sebesar Rp25 juta. Ia merencanakan penggunaan dana tersebut untuk meningkatkan kualitas latihannya dan mempersiapkan kompetisi mendatang.
Kemenangan ini bukan sekadar pencapaian pribadi bagi Arya, tetapi juga memberikan kebanggaan bagi daerahnya. Ia menjadi inspirasi bagi banyak atlet muda yang bermimpi meraih prestasi.
Dalam menjalani latihan, Arya menunjukkan komitmen yang tinggi. Ia mempersiapkan diri dengan serius menghadapi setiap kompetisi, mencerminkan dedikasi untuk sukses di tingkat internasional.
Dengan semua persiapan yang dilakukan, Arya siap menghadapi tantangan berikutnya. Ia bertekad untuk terus berjuang dan mencapai kesuksesan lebih lanjut dalam karir olahraga dan akademiknya.
Pecah telur
Pelatih Pelatda Taekwondo Banten, Robertus Kevin Dwiyana, sangat senang dengan pencapaian yang diraih Arya, setelah penantian Banten dua dekade. Kemenangan ini adalah hasil kerja keras tim.
Pencapaian satu emas menjadi langkah awal yang penting. Target awal mereka adalah dua emas dan satu perunggu, tetapi yang terpenting adalah berhasil memecahkan telur setelah 20 tahun penantian.
Meski target medali tidak sepenuhnya tercapai, pelatih tetap optimis. Keberhasilan ini merupakan bagian dari perjalanan panjang untuk mengangkat prestasi taekwondo di Banten.
Latihan yang dilakukan sangat intensif. Tim berlatih hingga tiga kali sehari, menunjukkan komitmen dan disiplin dalam meraih target yang ditetapkan oleh pengurus.
Persiapan juga mencakup uji coba (try out) di dalam dan luar negeri. Salah satu momen penting adalah uji coba di Korea Selatan, yang memberikan pengalaman berharga bagi atlet.
Arya Danu Susilo, atlet muda berbakat, menjadi sorotan utama dalam tim. Ia telah dipersiapkan sejak dini untuk regenerasi atlet taekwondo Banten.
Pelatih memiliki visi jangka panjang untuk Arya. Targetnya adalah membela Indonesia di level internasional, termasuk SEA Games dan Asean Games.
Emas yang diraih juga dipersembahkan kepada Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo Indonesia (TI) Banten Airin Rachmi Diany, yang telah memberikan dukungan signifikan dalam mengembangkan cabang olahraga taekwondo.
Dukungan dari pengurus sangat berarti bagi tim. Mereka mendapatkan perhatian dalam berbagai aspek, termasuk vitamin dan fasilitas latihan untuk meningkatkan performa.
Pelatih merasa bangga dengan prestasi Arya. Kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil dan menjadi inspirasi bagi atlet muda lainnya di Banten.
Peningkatan juara
Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia Letjen TNI Richard Tampubolon, merasa bangga dengan pencapaian yang diraih di PON XXI/2024 di Aceh-Sumatera Utara.
Tahun ini, jumlah provinsi yang meraih medali emas meningkat signifikan. Dari tujuh provinsi di PON XX Papua, kini 10 provinsi berhasil mencetak prestasi, di antaranya Banten.
Kenaikan ini mencerminkan kemajuan dalam pembinaan taekwondo di Indonesia. Pertandingan di Martial Arts Arena, Sumut Sport Center, berlangsung dari 12 hingga 15 September 2024.
Kompetisi meliputi dua kategori utama, kyorugi dan poomsae, dengan total 22 nomor yang dipertandingkan. Hasil positif ini menunjukkan bahwa semangat dan usaha membuahkan hasil.
Pencapaian medali emas bukanlah akhir dari usaha. Richard menekankan pentingnya melanjutkan proses pembinaan untuk menjaga dan meningkatkan prestasi yang telah diraih.
Dukungan dari berbagai pihak menjadi kunci dalam persiapan menuju Olimpiade 2028. Persiapan yang matang diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional.
Provinsi-provinsi yang sebelumnya meraih medali emas di PON XX di Papua yakni Jawa Barat sembilan, Jawa Tengah empat, DKI Jakarta tiga, Sulawesi Tengah satu, Bali satu, Sumatera Barat satu, dan Papua satu.
Sementara, 10 provinsi yang meraih medali emas pada PON XXI Aceh-Sumut yakni Jawa Barat delapan, Jawa Tengah empat, DKI Jakarta tiga, Bali satu, DI Yogyakarta satu, Jawa Timur satu, Sumatera Utara satu, Gorontalo satu, Kepulauan Riau satu dan Banten satu.
Dengan dukungan dan persiapan yang matang, Indonesia berpotensi mencapai prestasi lebih tinggi. Proses latihan yang konsisten diharapkan membawa atlet ke level yang lebih baik.
Pencapaian di PON XXI menjadi tonggak penting bagi taekwondo Indonesia. Kehadiran provinsi baru peraih medali emas memberikan harapan baru untuk masa depan cabang olahraga itu di Tanah Air.
Arya Danu Susilo adalah pahlawan bagi Banten karena satu-satunya atlet yang mampu membawa daerahnya masuk ke dalam daftar penerima medali emas di cabang taekwondo PON 2024.
Baca juga: Reka Mariana persembahkan emas PON 2024 untuk keluarga
Baca juga: 65 menit duel emas yang dramatis
Baca juga: Peraih emas layar Kepri dedikasikan hadiah PON umrohkan orang tua